RFBH, Jakarta – Senin, 28 Mei 2024. KADIN Regenerative Forest Business Hub. (RFBH) berpartisipasi dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air (KKSDA) Kementerian PPN/Bappenas di Hotel Artotel Casa Kuningan, Jakarta Selatan. Diskusi yang mengangkat tema “Pengembangan Potensi Ekonomi Keanekaragaman Hayati” ini, dihadiri lebih dari 30 peserta yang berasal dari lintas sektoral dan terdiri dari pakar, akademisi, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Non Governmental Organization (NGO)/ Civil Society Organization (CSO), serta Private Sectors.
Diskusi diawali dengan arahan Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air (KKSDA) Kementerian PPN/Bappenas Ir.Medrilzam, M.Prof. Econ, Ph.D. Dalam sambutannya, Medrilzam menyampaikan tentang pentingnya ekonomi keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia. Potensi ini diharapkan dapat membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan secara bersamaan melindungi kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Menyoroti hal ini, Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan FGD yang bertujuan untuk menggali data, informasi, dan pandangan dari para pemangku kepentingan terkait dengan pengembangan potensi keanekaragaman hayati tersebut. Seluruh data dan informasi ini nantinya akan dijadikan bahan masukan untuk mempertajam dokumen Rancangan Teknokratik RPJMN 2025-2029 pada program pembangunan pengelolaan keanekaragaman hayati-khususnya dalam aspek tata kelola, regulasi, akses dan tren pasar, hilirisasi sumber daya hutan serta lainnya.
“Perlu perencanaan yang tepat dalam mencapai pemanfaatan dan perlindungan keanekaragaman hayati, salah satunya melalui pendekatan bioekonomi. Bioekonomi mendorong perlindungan keanekaragaman hayati dan pemeliharaan jasa ekosistem yang penting bagi kesejahteraan manusia dan pembangunan berkelanjutan dalam tiga dimensi, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup,” ujar Medrilzam.
Selain untuk memperoleh gambaran kondisi terkini dan manfaat ekonomi keanekaragaman hayati, FGD juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi peluang bisnis dan tantangan dalam multi usaha kehutanan, mengumpulkan data tentang tren pasar dan mekanisme pengembangan ekonomi keanekaragaman hayati, serta mendiskusikan peran dan kesiapan sektor swasta dalam pengembangan bisnis terkait.
Sesi FGD diisi oleh beberapa pemateri, seperti akademisi senior dari Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Prof. Jatna Supriatna, Ph.D, yang membahas topik mengenai Kondisi Terkini, Urgensi dan Manfaat Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati; Analis Kebijakan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK Desy Satya Chandradewi, yang menyampaikan materi Potensi Keanekaragaman Hayati sebagai Modal Pembangunan Ekonomi; Sekjen Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Purwadi Soeprihanto, yang berbicara mengenai Peran Swasta dalam Pengembangan Bisnis Ekonomi Keanekaragaman Hayati; Senior Advisor Fauna and Flora International Joseph Hutabarat yang membahas Biodiversity Credit; Direktur Lestari Capital Andika Putra Aditama, yang membawakan topik Tren Pasar dan Mekanisme untuk Pengembangan Ekonomi Keanekaragaman Hayati.
Pelaksanaan FGD ini diharapkan menghasilkan keluaran berupa peningkatan pemahaman mengenai pengelolaan dan pengembangan ekonomi keanekaragaman hayati serta masukan untuk penyusunan RPJMN 2025-2029 sektor kehutanan dan konservasi sumber daya air. (*)