News

Meninjau Praktik Bisnis Kehutanan Regeneratif di Kawasan Buffer TNGHS, Sukabumi

RFBH, Sukabumi, Jawa Barat – KADIN Regenerative Forestry Business Hub (KADIN RFBH) bersama Kedutaan Inggris, Foreign, Commonwealth & Development Office (FCDO), melakukan kunjungan kerja ke Kampung Cipagon, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok Sukabumi pada tanggal 19-20 Agustus 2024. Masyarakat kampung yang merupakan bagian dari kampung adat kasepuhan berada diluar Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), telah melakukan kerjasama bisnis dengan perusahaan Mahorahora, sebuah Perusahaan produsen gula aren yang berorientasi pasar domestik dan ekspor.

Kunjungan dua hari ini bertujuan untuk meninjau kegiatan pelaksanaan bisnis kehutanan regeneratif di tingkat tapak, dalam hal ini mengenai pola pelaksanaan kerja sama bisnis masyarakat lokal sebagai produsen gula semut aren dengan perusahaan Mahorahora Bumi Nusantara yang berperan sebagai offtaker.

Foto Blow Up

Pohon aren di kampung ini selain menjadi komoditas utama yang mendukung ekonomi masyarakat setempat, juga dalam waktu bersamaan berperan penting dalam mempertahankan, menjaga dan memperkaya ekosistem hutan. Selama kunjungan tersebut, rombongan dari KADIN RFBH dan FCDO berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para petani dan melihat dari dekat bagaimana proses produksi gula aren dilakukan.

Pemandangan Kampung Cipagon, Desa Sirnaresmi, binaan Mahorahora di kaki Gunung Halimun Salak 

Menyusuri kawasan pohon aren dan proses produksi gula aren
Hari pertama kunjungan dimulai dengan pertemuan bersama kelompok petani mitra Mahorahora Bumi Nusantara. CEO Mahorahora Bumi Nusantara Slamet Sudijono, menyambut hangat kedatangan rombongan dengan sebuah diskusi tentang pentingnya pohon aren dan produksi gula aren. Dalam sambutannya, Slamet menekankan perlunya membedakan persepsi tentang pohon aren dari sawit, yang sering kali disalahpahami, terutama di luar negeri.

Menyusuri pohon-pohon aren di Kampung Cipagon, Sukabumi

Palm sugar sering kali dikaitkan dengan sawit (palm oil), yang memiliki reputasi kurang baik. Padahal, produksi gula aren memiliki manfaat lingkungan yang signifikan dan dapat menjadi solusi dalam upaya pelestarian hutan,” ujar Slamet.

Baca Juga :  Gelar Rapat Dengan Komisi, LHK Kadin Komit Dukung Net Zero Emission
Disambut oleh CEO Mahorahora dan para petani gula aren

Selama diskusi, berbagai tantangan yang dihadapi oleh petani turut dibahas. Salah satu tantangan besar adalah minimnya jumlah pohon aren yang tersedia serta sebagian telah melewati umur produktifnya. Disamping itu, produktivitas aren sangat tergantung dari musim.  Pada saat musim kemarau tiba, umumnya produksi turun sehingga supply yang dikirim ke Mahorahora lebih rendah. Upaya pengkayaan melalui penanaman aren tengah dilakukan oleh masyarakat kampung tersebut.

Berdiskusi dengan para petani gula aren mengenai tantangan yang dihadapi

Setelah berdiskusi, rombongan diajak untuk menyusuri kebun aren yang tersebar di sekitar area Mahorahora. Para petani menjelaskan secara rinci bagaimana mereka menyadap nira dari pohon aren, sebuah pekerjaan yang membutuhkan ketekunan dan ketelitian. Setiap pagi, petani harus memanjat pohon aren yang tinggi untuk mengambil nira, yang kemudian dikumpulkan dalam bambu berukuran panjang sekitar 1 meter. Setiap bambu dapat menampung antara 5 hingga 10 liter nira, yang kemudian dimasak selama 3-4 jam untuk menghasilkan gula aren. Proses ini dilakukan setiap hari, dan nira yang terkumpul setiap pagi dan sore menjadi sumber bahan baku gula semut aren yang menjadi pendapatan utama bagi para petani.

Mengamati pohon aren yang produktif

Mengunjungi pabrik dan berdiskusi tentang gula aren
Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi pabrik produksi gula aren serbuk dan gula aren cair yang dikelola oleh Mahorahora Bumi Nusantara di kota Sukabumi. Di sini, rombongan dapat melihat bagaimana gula aren serbuk dari masyarakat diolah kembali dan distandardisasi menjadi gula aren siap jual dengan standar kualitas tinggi. Mahorahora telah menyiapkan diri menjadi pemain gula aren yang siap bersaing di pasar global.  Beberapa sertifikat yang telah diperoleh seperti Sertifikat halal, Sertifikat Organik Indonesia, Sertifikat HACCP, Sertifikat ISO 22000, dan Sertifikat FSSC 22000. 

Baca Juga :  KADIN Dukung Program Zero Emisi Karbon Pemerintah
Kunjungan ke pabrik Mahorahora di kota Sukabumi

Dan Jones, perwakilan dari FCDO, menyampaikan apresiasi atas kesempatan untuk berkolaborasi dengan KADIN RFBH dan Mahorahora Bumi Nusantara.

“Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan KADIN dan Mahorahora. Inggris memiliki sejarah panjang dalam kerjasama dengan Indonesia, dan kami berkomitmen untuk terus mendukung inisiatif yang mendukung perubahan iklim,” kata Jones.

Ia juga menekankan pentingnya mendengarkan masukan dari masyarakat lokal, yang akan menjadi bahan penting dalam pengambilan keputusan kebijakan di Jakarta. “Kami akan membawa kembali semua masukan yang kami dapatkan di sini ke kantor kami di Jakarta, untuk memastikan bahwa kebijakan yang kami ambil dapat benar-benar mendukung tumbuhnya bisnis regenerative seperti dilakukan oleh komunitas disini,” tambahnya.

Sementara itu Program Manager KADIN RFBH Rukmantara, menyampaikan kunjungan ini merupakan bagian penting dalam memahami bagaimana praktek menjalankan bisnis yang berkelanjutan sambil melestarikan lingkungan serta model kolaborasi dalam rantai pasok gula aren. “Kami ingin melihat secara langsung serta belajar dari para petani tentang bagaimana mereka mengelola hutan dan berbisnis secara berkelanjutan. Kunjungan ini memberikan wawasan berharga tentang tantangan dan peluang yang ada, dan kami berharap dapat membawa pulang pelajaran ini untuk mendukung program-program kehutanan yang kami jalankan,” ujarnya.

Di sisi lain Slamet Sudijono – yang juga merupakan Co-Founder Mahorahora Bumi Nusantara, menyampaikan bahwa Mahorahora juga terlibat dengan kegiatan masyarakat sejak awal terutama keterlibatan dalam mendukung pengembangan bisnis di hulu, seperti peningkatan kapasitas, dukungan kelengkapan peralatan produksi, serta dalam waktu dekat disini akan diadakan pembangunan dapur komunitas (communal kitchen), yang diharapkan dapat membantu meningkatkan konsistensi produksi gula aren dan membangun solidaritas di antara para petani.

Baca Juga :  Mengembangkan Kolaborasi Usaha Pemanfaatan Aren di Kawasan Jatigede Sumedang

“Kami percaya bahwa dengan dukungan yang tepat, komunitas petani di kampung ini dan daerah lainnya dapat mengembangkan produksi gula aren yang berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian hutan,” jelas Slamet optimis.

Proses memasak gula aren secara tradisional

Masa depan gula aren dan pelestarian hutan
Kunjungan ini menjadi bukti nyata komitmen KADIN RFBH dan FCDO dalam mendukung program-program kehutanan berkelanjutan yang berpihak pada masyarakat lokal. Dengan semakin meningkatnya permintaan gula aren di pasar domestik maupun internasional, peluang untuk mengembangkan usaha ini semakin besar. Namun, tantangan seperti minimnya jumlah pohon aren dan fluktuasi hasil produksi harus segera diatasi.

CEO Mahorahora menyampaikan optimisme market gula aren di masa depan

Namun Slamet optimis dengan masa depan industri gula aren. Saat ini Mahorahora memperluas pemasaran gula aren hingga ke sektor modern retail, seperti Alfamart dan Indomaret, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani. Pihaknya juga tengah berinvestasi pada kampanye pemasaran untuk meningkatkan brand awareness Mahorahora.

Saat menutup kunjungan, Slamet dengan antusias menyampaikan, “Kami memiliki visi untuk menjadikan gula aren sebagai komoditas unggulan yang dapat mendukung ekonomi masyarakat sekaligus melestarikan hutan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami yakin tujuan ini bisa tercapai.”

Produk gula aren produksi Mahorahora

Dengan demikian, kunjungan ini tidak hanya memperkuat kerjasama internasional di bidang kehutanan, tetapi juga membuka jalan bagi upaya-upaya konkret dalam melindungi dan mengelola hutan Indonesia secara berkelanjutan. (*)

 

Share this

Related Posts